Demikian petunjuk Rasulullah ﷺ berkaitan dalam hal etika makan yang mesti dipatuhi oleh seorang muslim. Pertama kali, beliau ﷺ memerintahkan agar tidak lupa membaca bismillah di awal menyantap makanan dan mengambilnya dengan menggunakan tangan kanan.
Dari ‘Umar bin [Abi] Salamah رضي الله عنه, bahwasanya ia mendatangi Rasulullah ﷺ , dan di sisinya ada makanan. Beliau ﷺ bersabda:
سَمِّ اللَّهِ وَكُلْ بِيَمِيْنِكِ وَكُلْ مِمَّ يَلِيْكَ
Sebutlah nama Allah Ta’ala, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu. (Muttafaqun ‘alaih).
Pentingnya tasmiyah (membaca bismillah) ini kian jelas dengan petunjuk Rasulullah ﷺ bagi orang yang lupa membacanya. Disebutkan dalam satu hadits dari ‘Aisyah رضي الله عنها, ia berkata: Rasulullah nbersabda, yang artinya: “Jika salah seorang dari kalian akan makan, hendaklah menyebut nama Allah Ta’ala. Apabila lupa menyebut nama Allah Ta’ala, hendaklah mengucapkan: ‘Bismillah awwalahu wa akhirahu’.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni).
Dalam masalah ini, hukum membaca tasmiyah adalah wajib. Jika meninggalkannya dengan sengaja, maka seseorang berdosa dan setan akan menyertainya dalam hidangan tersebut, dan pasti, tidak ada seorang pun yang ingin musuhnya bersama dia menyantap makanan miliknya. (Lihat Syarhu Riyâdhish-Shâlihin, Syaikh Muhammad al-’Utsaimin, 2/1051). Karena, di antara manfaat membaca tasmiyah, ialah untuk menghindari campur tangan setan dalam makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi oleh seorang muslim. Sehingga ia pun akan memperoleh keberkahan dengan makanan yang disantapnya.
Jika menyantap makanan atau menikmati minuman tanpa disertai membaca bismillah, berarti seseorang telah menyediakan rizki bagi Iblis (setan). Rasulullah ﷺ menceritakan:
قَالَ إِبْلِيسُ : كُلُّ خَلْقِكَ بَيَّنْتَ رِزْقَهُ، فَفِيْمَ رِزْقِيْ؟ قَالَ : فِيْمَا لَمْ يُذْكَرْ اِسْمِيْ عَلَيْهِ.
Iblis berkata (kepada Allah): “Setiap makhluk-Mu telah Engkau terangkan rizkinya. Mana rizkiku?” Allah menjawab: “Pada makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya”. (Lihat ash-Shahîhah, 708).
Manakala tasmiyah tidak diucapkan, maka setan melakukan “intervensi” kepada manusia. Sehingga berakibat, keberkahan makanan yang tengah disantapnya tercabut. Yang pada gilirannya, bisa menyebabkan seseorang akan menghabiskan makanan maupun minuman yang lebih banyak dari kebutuhan.
Dari ‘Aisyah رضي الله عنها, ia berkata: “Nabi ﷺ makan bersama enam sahabatnya. Kemudian ada seorang Badui datang dan ikut makan (dengan) dua suapan (tanpa membaca bismillah, Pen.). (Maka) Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Seandainya ia mengucapan bismillah, maka akan menjadi cukup bagi kalian’.” (Dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni).
Usai makan, Rasulullah ﷺ memerintahkan supaya seorang hamba bersyukur kepada Allah ar-Razzâq. Di antara doa yang beliau ﷺ ajarkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ
Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku. (Shahîh Sunan at-Tirmidzi, no. 2751)
Demikian secara ringkas etika makan yang diajarkan Rasulullah ﷺ . Tidak hanya bermanfaat dalam mendatangkan keberkahan, tetapi, sekaligus mencerminkan rasa syukur hamba kepada Allah, Dzat Pemberi kenikmatan. Wallahu a’lam. (M. Ashim)
Majalah As-sunnah-BAITUNA/Edisi 03/Th. XII/1429H/2008M